Monday, August 18, 2008

Di Bawah Naungan Cahaya Mu



Sinopsis

Bagi Adelia, bulan mempunyai makna lebih daripada sekadar benda bulat di langit yang bersinar terang. Ciptaan Allah yang elok itulah yang selalu menjadi penghibur kepada dirinya yang sedang dilanda gundah.

Ayahnya menjadi pemabuk arak setelah kehilangan kerja. Akibatnya, ibu Adelia berniat untuk bercerai dan lari meninggalkan Adelia dan ayahnya. Ketika keluarga Adelia sedang berada di ambang keretakan, bulanlah menjadi tempatnya meluahkan isi hati dan perasaan.

Akankah Allah memberikan limpahan cahaya yang terang serupa dengan sinar bulan kepada Adelia dan keluarganya? Siapa pula Bagus, pemuda yang mengaku sebagai jirannya dahulu? Bulan, dalam novel ini menjadi simbol yang kompleks antara cinta, kasih sayang, persahabatan, dan keimanan.

Ulasan.

Cinta yang halus dan malu-malu. Itu yang pertama muncul dalam kepala. Konfliknya pula konflik klasik seorang gadis yang naif. Konflik keluarga yang membuat nafas menjadi patah-patah dan terkadang berhenti sebentar.

Yang berbeza adalah si gadis ini berbicara dengan bulan. Berbicara berkenaan hatinya dengan kalimat-kalimat Tuhan. Bukan seperti pungguk yang merindukan bulan, bukan... tetapi seperti seperti bulan pula yang merindukan kalimat si gadis. Luar biasa.

Bertambah liku hidup si gadis apabila muncul lelaki dari zaman silamnya. Lelaki yang membuatnya merona merah pipinya. Lelaki yang membawa cinta yang halus dan malu-malu. Lantas si gadis semakin galak berbicara dengan bulan....

Namun akhirnya semua adegan bertembung, konflik yang menyesakkan nafas dan cinta merona merah pada pipi. Lalu bagaimana akhirnya si gadis mengatur dua perkara yang datang serentak ini.

0 comments:

  © Blogger template 'TotuliPink' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP